Seiring dengan memucaknya harga kenari merah dipasaran, bila dibandingkan dengan kenari warna yang lain. Maka kondisi ini mengundang munculnya reaksi persaingan tidak sportif dari segelintir oknum peternak, sehingga tak ayal lagi pemalsuan warna pada kenari dengan warna merah sering dijumpai dipasar-pasar. Dan pemalsuan ini biasanya dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan cara pencelupan bulu dari luar, dan kedua dari dalam dengan cara chemis organik melalui makanan.
Umumnya cara celup yaitu dengan cara burung-burung kenari itu dibiarkan mandi berulang-ulang pada air yang diberi warna merah, sehingga bulu-bulu burung tersebut akan kelihatan merah mengagumkan.Burung seperti ini mudah untuk di teliti kepalsuannya, yaitu dengan memparhatikan pada tangkai bulu (calamus)atau pada tungkai, bahkan saking merahnya biasanya kaki dan kukunya pun ikut merah, maka burung tersebut dapat dipastikan warna merah pada kenari tersebut karena proses pencelupan atau dimandikan dengan air berwarna merah.
Akan tetapi, lain halnya dengan pemalsuan cara kimia(chemis), dimana pemberian obat pewarna seperti bogena,pigment atau zat pewarna lainnya dicampurkan pada makanan atau pada tepung roti telur, kemudian diberikan pada anak-anak burung atau burung yang menjelang mabung(masa perontokan/ganti bulu). Maka ini akan sukar mengenalinya. Namun yakinlah burung-burung seperti itu jangankan mampu menurunkan anak-anak merah secara genetik, bahkan warna merah pada bulunya sendiri tidak akan kekal dan tidak akan mampu dipertahankan, karena sifat burung kenari secara alamiah ada masa-masa mabung secara periodik antara 6 - 7 bulan sekali, sehingga keaslian bulu pada kenari akan jelas nampak pada masa mabung, dan bulu kenari akan kembali pada bulu aslinya.
Oleh karena itu pewarnaan dengan cara-cara diatas hendaknya dihindari dan harus ditinggalkan, karena bagaimanapun dengan perjalanan waktu, burung kenari merah hasil celupan dan chemis pasti akan diketahui warna aslinya, dan sudah barang tentu ini akan mengecewakan pihak lain terutama pembeli yang merasa tertipu. Dan dampak yang paling buruk justru akan terkena pada peternak kenari merah itu sendiri.
Cara Menghindari Pemalsuan Kenari Merah
Untuk memastikan burung itu asli merah atau palsu, salah satu cara bisa dilakukan dengan mencabut bulu antara 5 - 7 lem bar pada bulu dada, kemudian tunggulah sampai bulu itu tumbuh kembali, biasanya memerlukan waktu 10 - 20 hari. Dan yang paling penting adalah pastikan 7 hari sebelum pencabutan bulu sampai bulu-bulu itu tumbuh kembali, semua makanan dan minuman tidak dicampur dengan obat pewarna. Dan seterusnya setelah bulu-bulu itu tumbuh, bandingkan dengan bulu sekitarnya. Apabila bulu yang baru tumbuh itu warnanya jauh beda, bahkan menjadi orange atau fros, maka tak ayal lagi bulu burung itu menggunakan obat pewarna, artinya warna merahnya palsu.
Disamping itu sebagai jaminan, usahakan kenari merah yang dibeli menggunakan RING dan yang bernomor register, agar jelas identitas kepemilikan dan penangkarnya. Hal ini untuk memudahkan bila ada complain.
Selain itu peternak yang telah menggunakan RING pada setiap produksinya, ia tidak akan berani melakukan penipuan atau manipulasi warna, karena ia menyadari betul pada akhirnya justru hanya akan menurunkan nama baik dan reputasi peternak itu sendiri.
Pudarnya Kenari Merah Asli
Adakalanya timbul kekeliruan penilaian, yang mengira bahwa pemerosotan warna pada kenari merah asli itu dicurigai akibat sebelumnya memakai obat pewarna merah atau dianggap palsu, padahal penurunan warna merah bisa saja diakibatkan buruknya perawatan, seperti ; burung dengan waktu lama ditempatkan pada ruangan yang terlalu lembab, kurang kena sinar matahari pagi, asupan makan yang kurang baik, kesehatan burung yang kurang baik, atau metabolisme burung yang tidak sempurna sehingga masa mabung/meranggas yang tidak pernah selesai, akibatnya bulu burung selalu muda, karena bulu -bulu yang tumbuh sudah tanggal/jatoh sebelum bulu tua, atau bulu-bulu itu jatoh sebelum kembali sempurna seperti sebelum mabung.
sumber: kenari-merah.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar