PILKADA Aceh 2012 telah usai. Pasangan Zaini Abdullah - Muzakir Manaf menjadi peraih suara terbanyak dalam pemungutan suara yang berlangsung pada 9 April 2012. Dia meraih 55,78 persen suara pemilih yang sah, mencapai lebih 1,3 juta pemilih. Bahkan, gugatan yang dilayangkan calon gubernur Irwandi Yusuf pun telah ditolak majelis hakim Mahkamah Konstitusi.
Mantan gubernur Irwandi Yusuf sudah pula mengucapkan selamat. Bahkan Irwandi memberi selamat untuk Tim Pemenangan Zaini-Muzakir. Ucapan yang ditujukan untuk Tim Pemenangan sungguh jarang-jarang terjadi. Dan, dari tim Zaini-Muzakir yang menjadi pemimpin dalam Tim Pemenangan adalah Kamaruddin Abubakar, akrab disapa Aburazak, dia adalah Wakil Ketua Umum Partai Aceh.
Banyak anak muda yang berada pada Tim Pemenangan Zaini-Muzakir. Pada posisi Sekretaris Tim Pemenangan Zaini-Muzakir pun ada Kautsar yang masih berusia 34 tahun. Tentu saja, pasangan Zaini-Muzakir menunjuk Kautsar bukan tanpa pertimbangan.Anak muda kelahiran 22 November 1977 ini memang sudah mengakar di kalangan kombatan Gerakan Aceh Merdeka. Dimulai dengan ativitasnya dalam gerakan anti orde baru (dibawah rezim Soeharto), pada 1998 dia juga terlibat dalam gerakan aksi pencabutan daerah operasi militer di Aceh dan pengadilan Hak Azasi Manusia untuk Aceh.
Kemudian pada 1999-2001 dia ikut serta memperjuangan referendum Aceh, di masa itu Kautsar juga aktif mengkoordinasikan pengungsi di Aceh. Kemudian pada 2002, Kautsar ikut dalam perundingan COHA mewakili sipil society afiliasi GAM. Belakangan dia dijadikan DPO, dan Kautsar bergabung bersama GAM Wilayah Batee Ilik yang dipimpin Darwis Djeunib. Setelah perdamaian, Kautsar aktif berpolitik dalam Partai Aceh.
Berikut hasil bincang-bincang dengan Kautsar.
Bagaimana proses pemenangan Pilkada Aceh ini berlangsung, banyak berita menyebutkan terjadi tarik-menarik di tubuh Partai Aceh?
Pertama setelah keputusan Partai Aceh menetapkan Zaini Abdullah - Muzakir Manaf sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, sebulan setelah itu dilaksanakan rapat di Pulau Penang, Malaysia, yang dihadiri Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, Zaini Abdullah, Muzakir Manaf, dan juga unsur-unsur pimpinan-pimpinan lain. Di rapat itu diputuskan segera membuat kepanitiaan tim sukses untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemenangan.
Setelah diputuskan, Mualem menyebutkan nama-nama tim pemenangan, yang akan menjadi koordinatornya adalah Abu Razak (Kamaruddin Abubakar), dan saya sebagai sekretaris. Di dalam tim pemenangan ada Bang Darwis dan Ustad Ilyas juga. Keputusan ini sebulan (Februari 2011) setelah penetapan Zaini-Mualem sebagai pasangan calon.
Pada tahap-tahap awal keputusan tentang calon gubernur dan wakil gubernur, ada perbedaan pendapat?
Memang awalnya ada perbedaan pendapat, namun di sini tidak muncul nama lain selain Zaini Abdullah - Muzakir Manaf untuk calon yang akan diusung Partai Aceh. Secara implisit dalam rapat tidak disebutkan ada nama lain selain dua tokoh Partai Aceh itu. Mereka hanya menyebutkan ketidakpuasan terhadap penetapan Zaini-Mualem. Dan memang kemudian beberapa di antara mereka secara terbuka mendukung kandidat gubernur lain, salah satunya adalah Irwandi Yusuf (mantan Gubernur Aceh).
Apakah perbedaan pendapat ini yang kemudian menjadi pemicu pembersihana di tubuh Partai Aceh dan Komite Peralihan Aceh?
Bahwa kemudian mencuat Isu pembersihan itu memang benar, bahkan menjadi berkembang liar. Ini sebenarnya teknik permainan politik yang sedang digerakkan untuk menyerang Partai Aceh. Sebenarnya, bukan pembersihan seperti itu ceritanya yang terjadi di PA, yang dilakukan Mualem (Muzakir Manaf) bukan pembersihan, lebih tepatnya adalah pembenahan di tubuh partai. Yang banyak bekerja memang Mualem, sebab ini terjadi di tubuh KPA. Ini domainnya Ketua PA/KPA, Mualem meluruskan kembali struktur KPA dan PA yang selama ini memang kurang terbenahi.
Pembenahan partai memang menjadi agenda utama Mualem. Bahkan, sebelum Pilkada Aceh juga memang kurang terbenah. Itulah sebabnya, Mualem berkunjung ke daerah hampir setiap hari. Jadi dimensi pembenahan organisasi memang menonjol. PA dan KPA yang memang tulang punggung pemenangan partai. Jadi harus sangat kuat dan bersatu. Karena itu, rumus yang dikeluarkan Mualem adalah membenahi partai.
Apakah pembenahan-pembahan Partai Aceh akan terus berlangsung, kendati Pilkada Aceh 2012 ini sudah selesai?
Pembenahan partai terus akan berlangsung, hinggan nantinya akan menjadi partai yang sangat ideal di Aceh. Mualem sangat menyadari bahwa PA harus mampu mengikuti perkembangan zaman, jika tidak begitu nanti akan tertinggal. Nah, salah satu cara yang digunakannya adalah peremajaan. Misalnya, Abu Sanusi yang semula adalah Ketua PA, kemudian diganti dengan Syahrul, ini sebenarnya pergantian bertepatan dengan habis masa pengabdian Abu Sanusi, bukan hanya semata-mata soal Pilkada Aceh.
Di Sabang juga terjadi peremajaan, ini ada latar belakang peristiwa kriminalnya. Ini memang harus dilakukan untuk pembenahan partai, jangan sampai selalu melekat dengan kekerasan. Citra seperti itu memang harus diubah. Ini namanya peremajaan sekaligus pembenahan. Begitu juga di daerah-daerah terpencil yang selama ini dianggap sebagai bukan basis PA.
Kelihatannya, Mualem hendak membuat Partai Aceh menjadi sebuah partai terbuka bagi semua warga masyarakat Aceh?
Iya, kunci pertamanya adalah membenahi partai, kemudian membuka ruang kepada semua pihak yang hendak mendukung dengan satu visi hendak membangun Aceh di masa depan. Misalnya, kita bisa lihat masuknya mantan jenderal, saudara kita dari suku jawa, batak, cina, bahkan ada juga warga yang berbeda agama seperti pendeta juga ada yang mendukung Partai Aceh. Jadi Partai Aceh memang untuk rakyat Aceh yang ingin membangun Aceh.
Partai Aceh yang terbuka, akhirnya menjadi salah satu kunci kemenangan Zaini-Muzakir. Jadi yang kita usung adalah bukan hanya memenangkan Zaini-Muzakir, tetapi juga untuk menyelamatkan Aceh, dalam hal ini adalah UUPA. Ini menjadi magnit ketika PA menjadi partai terbuka maka semua pihak masuk. Bahkan elit-elit politik Jakarta juga ikut membantu Aceh. Bahkan, parta-partai lain ikut mendukung Zaini-Muzakir. Hanya Zaini-Muzakir yang membicarakan UUPA dan perdamaian Aceh.
Untuk masa depan, bagaimana kira-kira yang dilakukan Zaini-Muzakir?
Zaini-Muzakir akan konsisten dengan visi dan misinya. Konsep ini disusun bersama-sama para akademisi dari universitas yang ada di Aceh seperti Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry. Merekalah yang merumuskan dan sekaligus mengkritisinya.
Visi-misi itu bukanlah semata-mata mimpi-nya Zaini-Muzakir, tetapi sebuah konsep yang disusun Zaini-Muzakir dengan melibatkan akademisi, teknorat dan birokrat di dalamnya. Jadi konsep inilah yang akan diaplikasikan pada pembangunan Aceh. Itulah sebabnya, saya yakin Zaini-Muzakir akan konsen dengan visi-misinya itu. Konsep ini tinggal diterjemahkan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran saja dan dilakukan bertahap selama lima tahun.
Di titik awal, ketika berhadapan dengan incumbent, apakah Partai Aceh menganggap sebagai rival yang sangat berat?
Pada awalnya kami hadir dijadikan musuh oleh incumbent. Incumbent sudah kampanye sedari awal, mulai dari baliho hingga bola kaki antarkampung. Aparatur pemerintahan juga banyak yang kampanye untuk incumbent. Incumbent, menguasai hampir semua media massa. Ketika itu, kami bikin statement saja tak ada yang mau memberitakannya, minta diliput kegiatan juga tak ada wartawan yang datang.
Kami ketika itu memang serba repot, apalagi tak memiliki uang jadi makin susah memang. Bahkan, kelas menengah tak banyak yang mau membantu Partai Aceh, ditambah lagi dengan propaganda berbagai survei yang menempatkan popularitas Zaini-Muzakir di posisi paling bawah.
Banyak kesulitan yang kami harus lewati. Setelah Mualem membenahi PA/KPA, kami bisa melaksanakan tugas dengan baik. Mualem juga berkunjung ke berbagai daerah, hingga ke pelosok-pelosok Aceh. Mualem mampu menumbuhkan semangat kalangan bawah untuk mendukung Partai Aceh, kami bekerja dengan uang dari kantong kami masing-masing.
Untuk menjawab kesulitan kami dalam memperoleh peliputan dari media massa, maka kami buatkan media sendiri yaitu Tabloid Beranda. Ini kami lakukan untuk perimbangan informasi untuk masyarakat. Jadi, masyarakat yang sehari-hari dicekoki dengan berbagai berita propaganda yang merugikan kami, maka akan terjawab dengan Tabloid Beranda.
Setelah itu kami melaksanakan berbagai langkah-langkah politik strategis untuk pemenangan Zaini-Muzakir. Hingga kemudian Zaini-Muzakir memperoleh suara terbanyak dalam Pilkada 2012, pada pencoblosan 9 April 2012 suara yang memilih Zaini-Muzakir mencapai 55,78 persen.
Bisa disebutkan satu kunci mengapa Zaini-Muzakir memperoleh suara terbanyak?
Kami diuntungkan oleh perlawanan teman-teman dari kandidat lain yang menginginkan adanya calon independen di Aceh. Gerakan tersebut melukai perasaan orang-orang Aceh yang risau akan terjadinya pengkhianatan kembali dari Jakarta. Semakin kuat dengungan perlunya calon independen di Aceh bersimetris dengan bertambah point-nya kepada Zaini-Muzakir.
Kami memiliki waktu yang sangat sempit untuk berkampanye tapi kami memiliki waktu yang cukup untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Doto dan Mualem adalah satu-satunya kandidat yang concern dengan UUPA dan MoU Helsinki.
Boleh dikata Andakah titik sentral kemenangan Zaini-Muzakir?
Kemenangan ini bukan karena saya. Kemenangan ini karena kami berada dalam tim yang sangat sempurna. Ibarat klub bola kami memiliki orang-orang yang tepat pada setiap lini yang diperlukan. Posisi saya hanya sebagai asisten manajer tim tersebut.
Tetapi kemudian melahirkan gugatan juga ke Mahkamah Konstitusi?
Menurut saya, soal-soal seperti itu biasalah. Ini kan demokrasi, jika kurang puas bisa menempuh jalur hukum. Dan kita sama-sama menghormati keputusan majelis hakim MK. Dan majelis juga sudah memutuskan menolak gugatan yang diajukan pasangan calon gubernur Irwandi-Muhyan yang menjadi pemenang kedua dalam Pilkada Aceh, mereka memperoleh suara 29,18 persen.
Bagaimana pendapat Anda tentang partai lokal yang baru?
Nggak masalah, ini kan demokrasi. Sepanjang sesuai dengan aturan ya tak ada masalah sama sekali. Masyarakat juga akan memiliki pilihan-pilihan lagi nantinya
Mantan gubernur Irwandi Yusuf sudah pula mengucapkan selamat. Bahkan Irwandi memberi selamat untuk Tim Pemenangan Zaini-Muzakir. Ucapan yang ditujukan untuk Tim Pemenangan sungguh jarang-jarang terjadi. Dan, dari tim Zaini-Muzakir yang menjadi pemimpin dalam Tim Pemenangan adalah Kamaruddin Abubakar, akrab disapa Aburazak, dia adalah Wakil Ketua Umum Partai Aceh.
Banyak anak muda yang berada pada Tim Pemenangan Zaini-Muzakir. Pada posisi Sekretaris Tim Pemenangan Zaini-Muzakir pun ada Kautsar yang masih berusia 34 tahun. Tentu saja, pasangan Zaini-Muzakir menunjuk Kautsar bukan tanpa pertimbangan.Anak muda kelahiran 22 November 1977 ini memang sudah mengakar di kalangan kombatan Gerakan Aceh Merdeka. Dimulai dengan ativitasnya dalam gerakan anti orde baru (dibawah rezim Soeharto), pada 1998 dia juga terlibat dalam gerakan aksi pencabutan daerah operasi militer di Aceh dan pengadilan Hak Azasi Manusia untuk Aceh.
Kemudian pada 1999-2001 dia ikut serta memperjuangan referendum Aceh, di masa itu Kautsar juga aktif mengkoordinasikan pengungsi di Aceh. Kemudian pada 2002, Kautsar ikut dalam perundingan COHA mewakili sipil society afiliasi GAM. Belakangan dia dijadikan DPO, dan Kautsar bergabung bersama GAM Wilayah Batee Ilik yang dipimpin Darwis Djeunib. Setelah perdamaian, Kautsar aktif berpolitik dalam Partai Aceh.
Berikut hasil bincang-bincang dengan Kautsar.
Bagaimana proses pemenangan Pilkada Aceh ini berlangsung, banyak berita menyebutkan terjadi tarik-menarik di tubuh Partai Aceh?
Pertama setelah keputusan Partai Aceh menetapkan Zaini Abdullah - Muzakir Manaf sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, sebulan setelah itu dilaksanakan rapat di Pulau Penang, Malaysia, yang dihadiri Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, Zaini Abdullah, Muzakir Manaf, dan juga unsur-unsur pimpinan-pimpinan lain. Di rapat itu diputuskan segera membuat kepanitiaan tim sukses untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemenangan.
Setelah diputuskan, Mualem menyebutkan nama-nama tim pemenangan, yang akan menjadi koordinatornya adalah Abu Razak (Kamaruddin Abubakar), dan saya sebagai sekretaris. Di dalam tim pemenangan ada Bang Darwis dan Ustad Ilyas juga. Keputusan ini sebulan (Februari 2011) setelah penetapan Zaini-Mualem sebagai pasangan calon.
Pada tahap-tahap awal keputusan tentang calon gubernur dan wakil gubernur, ada perbedaan pendapat?
Memang awalnya ada perbedaan pendapat, namun di sini tidak muncul nama lain selain Zaini Abdullah - Muzakir Manaf untuk calon yang akan diusung Partai Aceh. Secara implisit dalam rapat tidak disebutkan ada nama lain selain dua tokoh Partai Aceh itu. Mereka hanya menyebutkan ketidakpuasan terhadap penetapan Zaini-Mualem. Dan memang kemudian beberapa di antara mereka secara terbuka mendukung kandidat gubernur lain, salah satunya adalah Irwandi Yusuf (mantan Gubernur Aceh).
Apakah perbedaan pendapat ini yang kemudian menjadi pemicu pembersihana di tubuh Partai Aceh dan Komite Peralihan Aceh?
Bahwa kemudian mencuat Isu pembersihan itu memang benar, bahkan menjadi berkembang liar. Ini sebenarnya teknik permainan politik yang sedang digerakkan untuk menyerang Partai Aceh. Sebenarnya, bukan pembersihan seperti itu ceritanya yang terjadi di PA, yang dilakukan Mualem (Muzakir Manaf) bukan pembersihan, lebih tepatnya adalah pembenahan di tubuh partai. Yang banyak bekerja memang Mualem, sebab ini terjadi di tubuh KPA. Ini domainnya Ketua PA/KPA, Mualem meluruskan kembali struktur KPA dan PA yang selama ini memang kurang terbenahi.
Pembenahan partai memang menjadi agenda utama Mualem. Bahkan, sebelum Pilkada Aceh juga memang kurang terbenah. Itulah sebabnya, Mualem berkunjung ke daerah hampir setiap hari. Jadi dimensi pembenahan organisasi memang menonjol. PA dan KPA yang memang tulang punggung pemenangan partai. Jadi harus sangat kuat dan bersatu. Karena itu, rumus yang dikeluarkan Mualem adalah membenahi partai.
Apakah pembenahan-pembahan Partai Aceh akan terus berlangsung, kendati Pilkada Aceh 2012 ini sudah selesai?
Pembenahan partai terus akan berlangsung, hinggan nantinya akan menjadi partai yang sangat ideal di Aceh. Mualem sangat menyadari bahwa PA harus mampu mengikuti perkembangan zaman, jika tidak begitu nanti akan tertinggal. Nah, salah satu cara yang digunakannya adalah peremajaan. Misalnya, Abu Sanusi yang semula adalah Ketua PA, kemudian diganti dengan Syahrul, ini sebenarnya pergantian bertepatan dengan habis masa pengabdian Abu Sanusi, bukan hanya semata-mata soal Pilkada Aceh.
Di Sabang juga terjadi peremajaan, ini ada latar belakang peristiwa kriminalnya. Ini memang harus dilakukan untuk pembenahan partai, jangan sampai selalu melekat dengan kekerasan. Citra seperti itu memang harus diubah. Ini namanya peremajaan sekaligus pembenahan. Begitu juga di daerah-daerah terpencil yang selama ini dianggap sebagai bukan basis PA.
Kelihatannya, Mualem hendak membuat Partai Aceh menjadi sebuah partai terbuka bagi semua warga masyarakat Aceh?
Iya, kunci pertamanya adalah membenahi partai, kemudian membuka ruang kepada semua pihak yang hendak mendukung dengan satu visi hendak membangun Aceh di masa depan. Misalnya, kita bisa lihat masuknya mantan jenderal, saudara kita dari suku jawa, batak, cina, bahkan ada juga warga yang berbeda agama seperti pendeta juga ada yang mendukung Partai Aceh. Jadi Partai Aceh memang untuk rakyat Aceh yang ingin membangun Aceh.
Partai Aceh yang terbuka, akhirnya menjadi salah satu kunci kemenangan Zaini-Muzakir. Jadi yang kita usung adalah bukan hanya memenangkan Zaini-Muzakir, tetapi juga untuk menyelamatkan Aceh, dalam hal ini adalah UUPA. Ini menjadi magnit ketika PA menjadi partai terbuka maka semua pihak masuk. Bahkan elit-elit politik Jakarta juga ikut membantu Aceh. Bahkan, parta-partai lain ikut mendukung Zaini-Muzakir. Hanya Zaini-Muzakir yang membicarakan UUPA dan perdamaian Aceh.
Untuk masa depan, bagaimana kira-kira yang dilakukan Zaini-Muzakir?
Zaini-Muzakir akan konsisten dengan visi dan misinya. Konsep ini disusun bersama-sama para akademisi dari universitas yang ada di Aceh seperti Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry. Merekalah yang merumuskan dan sekaligus mengkritisinya.
Visi-misi itu bukanlah semata-mata mimpi-nya Zaini-Muzakir, tetapi sebuah konsep yang disusun Zaini-Muzakir dengan melibatkan akademisi, teknorat dan birokrat di dalamnya. Jadi konsep inilah yang akan diaplikasikan pada pembangunan Aceh. Itulah sebabnya, saya yakin Zaini-Muzakir akan konsen dengan visi-misinya itu. Konsep ini tinggal diterjemahkan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran saja dan dilakukan bertahap selama lima tahun.
Di titik awal, ketika berhadapan dengan incumbent, apakah Partai Aceh menganggap sebagai rival yang sangat berat?
Pada awalnya kami hadir dijadikan musuh oleh incumbent. Incumbent sudah kampanye sedari awal, mulai dari baliho hingga bola kaki antarkampung. Aparatur pemerintahan juga banyak yang kampanye untuk incumbent. Incumbent, menguasai hampir semua media massa. Ketika itu, kami bikin statement saja tak ada yang mau memberitakannya, minta diliput kegiatan juga tak ada wartawan yang datang.
Kami ketika itu memang serba repot, apalagi tak memiliki uang jadi makin susah memang. Bahkan, kelas menengah tak banyak yang mau membantu Partai Aceh, ditambah lagi dengan propaganda berbagai survei yang menempatkan popularitas Zaini-Muzakir di posisi paling bawah.
Banyak kesulitan yang kami harus lewati. Setelah Mualem membenahi PA/KPA, kami bisa melaksanakan tugas dengan baik. Mualem juga berkunjung ke berbagai daerah, hingga ke pelosok-pelosok Aceh. Mualem mampu menumbuhkan semangat kalangan bawah untuk mendukung Partai Aceh, kami bekerja dengan uang dari kantong kami masing-masing.
Untuk menjawab kesulitan kami dalam memperoleh peliputan dari media massa, maka kami buatkan media sendiri yaitu Tabloid Beranda. Ini kami lakukan untuk perimbangan informasi untuk masyarakat. Jadi, masyarakat yang sehari-hari dicekoki dengan berbagai berita propaganda yang merugikan kami, maka akan terjawab dengan Tabloid Beranda.
Setelah itu kami melaksanakan berbagai langkah-langkah politik strategis untuk pemenangan Zaini-Muzakir. Hingga kemudian Zaini-Muzakir memperoleh suara terbanyak dalam Pilkada 2012, pada pencoblosan 9 April 2012 suara yang memilih Zaini-Muzakir mencapai 55,78 persen.
Bisa disebutkan satu kunci mengapa Zaini-Muzakir memperoleh suara terbanyak?
Kami diuntungkan oleh perlawanan teman-teman dari kandidat lain yang menginginkan adanya calon independen di Aceh. Gerakan tersebut melukai perasaan orang-orang Aceh yang risau akan terjadinya pengkhianatan kembali dari Jakarta. Semakin kuat dengungan perlunya calon independen di Aceh bersimetris dengan bertambah point-nya kepada Zaini-Muzakir.
Kami memiliki waktu yang sangat sempit untuk berkampanye tapi kami memiliki waktu yang cukup untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Doto dan Mualem adalah satu-satunya kandidat yang concern dengan UUPA dan MoU Helsinki.
Boleh dikata Andakah titik sentral kemenangan Zaini-Muzakir?
Kemenangan ini bukan karena saya. Kemenangan ini karena kami berada dalam tim yang sangat sempurna. Ibarat klub bola kami memiliki orang-orang yang tepat pada setiap lini yang diperlukan. Posisi saya hanya sebagai asisten manajer tim tersebut.
Tetapi kemudian melahirkan gugatan juga ke Mahkamah Konstitusi?
Menurut saya, soal-soal seperti itu biasalah. Ini kan demokrasi, jika kurang puas bisa menempuh jalur hukum. Dan kita sama-sama menghormati keputusan majelis hakim MK. Dan majelis juga sudah memutuskan menolak gugatan yang diajukan pasangan calon gubernur Irwandi-Muhyan yang menjadi pemenang kedua dalam Pilkada Aceh, mereka memperoleh suara 29,18 persen.
Bagaimana pendapat Anda tentang partai lokal yang baru?
Nggak masalah, ini kan demokrasi. Sepanjang sesuai dengan aturan ya tak ada masalah sama sekali. Masyarakat juga akan memiliki pilihan-pilihan lagi nantinya
http://atjehpost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar