Acara utama peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Besar Kutablang, Bireuen, siang tadi baru saja selesai. Sejumlah ulama dan undangan VIP bergegas ke sebuah balai di sudut timur masjid. Di sana, telah disiapkan makanan untuk para undangan khusus dan pejabat daerah.
Ketika sebagian ulama dan pejabat lain menuju ke sana, Gubernur Irwandi Yusuf malah melangkah ke arah berbeda. Yang dituju adalah tempat makan untuk masyarakat umum. Beberapa pemuda mengawalnya dari belakang.
“Pak Gubernur, makan siang ke sana pak,” ujar seorang panitia sambil menunjuk ke sudut halaman masjid yang tergolong luas itu.
“Tidak, saya mau ke sana,” tolak Irwandi sambil tersenyum dan menunjuk ke arah tenda, tempat jamuan makan warga.
Seorang panitia lain mempercepat langkah menyusul Irwandi. “Tempat makannya di sana, pak,” kata panitia itu sambil menunjuk ke arah balai-balai.
“Tidak apa-apa, biasa saja,” ucap Irwandi. Panitia itupun mengalah.
Tiba di tempat makan, antrian panjang. Maklum, warga yang datang dua ribuan. Kabarnya delapan ekor sapi dipotong untuk acara itu.Irwandi pun berdiri menunggu giliran. Pelan tapi pasti, Irwandi berhasil mendekat ke tempat nasi dan lauk yang disediakan. Saking sibuknya, pelayan tak sadar yang di depan mereka gubernur. “Pak Gubernur rupanya,” ujar mereka sambil tersipu.
Irwandi meraih sendok nasi dan menaruhnya dalam piring. Tak hanya di piringnya, Irwandi pun menaruh nasi ke beberapa warga dan pemuda yang kebetulan di sampingnya. Saat makan, Irwandi pun bergabung bersama mereka.
Rupanya, sikap Irwandi itu meninggalkan kesan bagi sebagian orang yang mendapat 'jatah' nasi dari Pak Gubernur.
“Nasi boleh sama, tapi ini makan siang istimewa. Nyoe bu dari Pak Gubernur,” ujar seorang warga yang mendapat nasi dari Irwandi.
[atjehpost.com]/Situs Web Resmi drh. Irwandi Yusuf M.Sc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar