KOMPAS.com - Mentang-mentang keran air di rumah mengucur deras, kita jadi semena-mena menggunakannya. Misalnya saja, ketika mencuci tangan atau menggosok gigi di wastafel, kita membiarkan air keran terus mengucur. Kita berpikir, toh tempat kita tinggal bukan termasuk daerah yang kekurangan air. Padahal, eksploitasi yang berlebihan terhadap air juga bisa membuat sumber air terkuras. Terbukti, sebagian daerah di tanah air mengalami masalah seperti kekeringan.
Oleh karena itu, meskipun Anda saat ini cukup beruntung bisa mendapatkan sumber air dengan mudah, biasakan diri untuk menghemat penggunaan air. Caranya sama sekali tidak susah, kok.
Fakta: Sikat gigi atau cuci tangan menggunakan air keran mengonsumsi 6 liter air per menit, sementara dengan gayung hanya ½ liter.
Solusi: Gunakan gayung atau matikan keran air sehingga air tidak terus mengucur pada saat sikat gigi ataupun mencuci tangan.
Solusi: Gunakan gayung atau matikan keran air sehingga air tidak terus mengucur pada saat sikat gigi ataupun mencuci tangan.
Fakta: Mandi menggunakan gayung bisa menghabiskan hingga 60 liter air, sementara dengan shower atau pancuran bisa menghemat banyak.
Solusi: Batasi penggunaan shower atau pancuran hanya selama 5 menit. Bila menggunakan gayung, gunakan ember untuk membatasi jumlah air yang digunakan.
Solusi: Batasi penggunaan shower atau pancuran hanya selama 5 menit. Bila menggunakan gayung, gunakan ember untuk membatasi jumlah air yang digunakan.
Fakta: Mencuci piring dengan air mengalir selama 15 menit menghabiskan 90 liter air, sedangkan bila menggunakan wadah (ember, baskom) cukup 45 liter air.
Solusi: Gunakan wadah (baskom, ember) untuk bilasan pertama ketika mencuci buah, sayur-mayur, dan piring.
Solusi: Gunakan wadah (baskom, ember) untuk bilasan pertama ketika mencuci buah, sayur-mayur, dan piring.
Fakta: Menyiram tanaman dengan selang selama 30 menit bisa mengonsumsi air hingga 180 liter, sementara dengan ember tidak sampai setengah dari jumlah tersebut.
Solusi: Siramlah tanaman dengan ember dan gayung. Selain lebih hemat, cara ini juga lebih efektif.
Solusi: Siramlah tanaman dengan ember dan gayung. Selain lebih hemat, cara ini juga lebih efektif.
Selain itu, masih banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kelestarian air, antara lain:
* Gunakan air bekas cucian sayur, buah, atau beras, untuk menyiram tanaman. Selain hemat, air bekas cucian itu juga mengandung nutrisi yang dapat menyuburkan tanaman.
* Siram tanaman di pagi atau sore hari agar air mudah terserap oleh akar dan tanah. Penyiraman pada siang hari hanya membuat air menguap terkena sinar matahari.
* Tampunglah air bekas wudhu untuk membersihkan kamar mandi, halaman, atau menyiram tanaman.
* Begitu pula dengan air bekas bilasan baju! Anda bisa menggunakannya untuk membersihkan halaman, kamar mandi, atau jalanan di depan rumah.
* Buatlah lubang-lubang biopori di taman, halaman, atau sekitar rumah. Lubang biopori mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah.
* Gunakan air bekas cucian sayur, buah, atau beras, untuk menyiram tanaman. Selain hemat, air bekas cucian itu juga mengandung nutrisi yang dapat menyuburkan tanaman.
* Siram tanaman di pagi atau sore hari agar air mudah terserap oleh akar dan tanah. Penyiraman pada siang hari hanya membuat air menguap terkena sinar matahari.
* Tampunglah air bekas wudhu untuk membersihkan kamar mandi, halaman, atau menyiram tanaman.
* Begitu pula dengan air bekas bilasan baju! Anda bisa menggunakannya untuk membersihkan halaman, kamar mandi, atau jalanan di depan rumah.
* Buatlah lubang-lubang biopori di taman, halaman, atau sekitar rumah. Lubang biopori mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah.
Sumber: Tupperware
Tidak ada komentar:
Posting Komentar