Selasa, 24 Juli 2012

Undur-undur Obat Diabetes

Sejak ramai dipublikasikan di berbagai media, undur-undur yang bernama latin Myrmeleon sp ini kian ngetop sebagai obat alternatif diabetes melitus. Disamping khasiatnya, harganya juga terbilang cukup murah. Kepopulerannya juga terbukti dari semakin banyaknya kalangan pebisnis yang membudidayakan dan menjual serangga yang berjalan mundur ini.
Selain tripang emas, undur-undur juga bisa digunakan sebagai obat alternatif mengatasi diabetes. Binatang kecil biasa dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir itu ampuh menurunkan gula darah.
Dalam bahasa mandarin hewan ini bernama di-gu-niu dan dalam bahasa Inggris disebut Antlion. Hewan yang biasa berjalan mundur ini dari beberapa kesaksian beberapa orang disebut-sebut dapat menurunkan kadar gula penderita diabetes dan berkhasiat untuk beberapa penyakit lain seperti stroke berat. Ilmu pengobatan Cina pun hingga saat ini masih menggunakannya.
Undur-undur adalah kelompok binatang holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur, larva, pupa, dan imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan. Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, binatang ini merupakan ordo Neuroptera Ordo Neuroptera adalah serangga bersayap jala. Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala. Contoh: undur-undur, metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago).
Pengobatan dengan undur-undur ini pun mengggunakan cara unik. Undur-undur yang masih hidup dimasukkan ke dalam kapsul dan ditelan layaknya obat. Warga yang mengonsumsinya pun mempercayai khasiat pengobatan ini. Namun dari kaca mata medis, kepercayaan sebagian masyarakat tentang undur-undur sebagai obat diabetes belum bisa dibuktikan. Sebab itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Aru W. Sudoyo, pihaknya tak berani merekomendasikan undur-undur sebagai obat diabetes.
Berdasarkan penelitian diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta berjudul Kajian Potensi Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp) 2006, binatang ini mengandung zat sulfonylurea.
Kerja sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Karena, ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan. Di mana insulin sebagai penghasil energi tubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit.
Kesaksian Penderita DM
Salah satu kesaksian penderita kencing manis yang sudah mencoba undur undur ini disampaikan dalam sebuah milist. Kutipan emailnya sebagai berikut:
—– Original Message —–
From: nurdin
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, July 17, 2007 8:42 AM
Subject: [Dokter Umum] Undur-undur

Assalamu`alaikum
Untuk berbagi pengalaman.
Yth. Para Dokter.

Ibu saya memderita Diabetes type2 (rata-rata 120 puasa, 160 dua jam setelah makan), Hipertensi (rata-rata 150/80, pernah stroke 200/100). Asam Urat (rata-rata 8), Kolesterol (rata-rata 280).
Sudah 1.5 tahun lebih mengkonsumsi obat-obatan, dengan rutinitas ke dokter setiap 1 bulan.

Tadinya saya tidak begitu percaya terhadap mitos hewan undur-undur yang dikonsumsi hidup2 dpt menurunkan/meringankan segala kelainan penyakit tersebut diatas, lewat referensi 3 orang dan mencarinya diinformasi internet, saya pun tertarik untuk mencobanya kepada ibu saya.
Obat rutin diminum sesuai anjuran dokter. Undur-undur dimasukan kekapsul kosong sejumlah 5 hewan setelah makan siang.
Entah bagaimana ceritanya/kemampuan hewan undur-undur di dalam tubuh, Tes darah bulan ini menunjukan semuanya dalam keadaan sangat NORMAL. Baik gula darah, asam urat dan kolesterol (hipertensi dalam taraf wajar rata-rata 140/75) .

Saya mempunyai alat ukur diabetes dan tensimeter. Awalnya pada minggu pertama s/d ketiga, perubahan tidak mencolok. Entah ketika tes laboratorium Rumah Sakit semuanya menunjukan batas normal hingga Dokter yang rutin memerksa mengucapkan selamat.
Rutinitas mengkonsumsi Hewan Undur-undur ini masih dilakukan.
“saya sangat berharap terhadap para Dokter yang mempunyai jiwa peneliti, untuk dapat meneliti kandungan hewan ini. Dan cara kerjanya ditubuh manusia”.

Atau ada diantara para mailis yang mempunyai pengalaman yg sama?
Terima kasih.

Pebisnis Undur undur
Suganda, misalnya. Lelaki warga Desa Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu bahkan telah membudidayakan undur-undur sejak sepuluh tahun silam. Hewan yang biasa hidup di pasir kering dan berjalan mundur ini digunakan sebagai obat bagi penyakit diabetes dan penambah stamina. Menurut Suganda, khasiat undur-undur diketahuinya dari orang tua dan ahli pengobatan Cina.
Penjualan undurundur secara online juga suduh mulai ramai, bapak Okman misalnya menawarkan undurundur seharga Rp.1000/ekor. Hanya saja pembelian harus dalam satu paket minimal 100 ekor plus bonus 25 ekor. Hebatnya dia punya motto kirim dulu baru bayar. Info selengkapnya di http://hendabanget.wordpress.com/2008/02/06/penawaran-undur-undur/
Ada lagi bapak Bonie seorang pengepul undur undur di daerah Bogor, menawarkannya dengan harga yang sama dan untuk wilayah JABODETABEK dapat mengantarkannya pada hari yang sama. Info selengkapnya di http://pengepulundurundur.indonetwork.co.id/526354/undur-undur.htm.
Namun demikian, dari sisi medis pengobatan diabetes ditekankan pada tiga hal. Yaitu, pola makan, olahraga, dan terapi obat. Namun bila penderita diabetes bisa mengatur pola makan dan olahraga yang baik, terapi obat bukan lagi hal penting.
Referensi:
http://hendabanget.wordpress.com/tentang-undur-undur/
http://www.liputan6.com/sosbud/?id=157510
http://en.wikipedia.org/wiki/Antlion
Kembali kereta yang membawaku ke Jogja membawa ‘cerita rakyat’. Kali ini cerita tetang undur-undur. Seorang Bapak berumur 60-an yang mengaku istrinya 4 dan duduk diseberangku itu menceritakan khasiat obat yang berasal dari undur-undur, menanggapi keluhan seorang ibu-ibu terhadap penyakit stroke suaminya.
Selain stroke, khasiat lainnya sebagai pereda diabetes dan ngilu tulang.
Dulu, saya memang pernah mendengar bahwa para sinshe cina menggunakan undur-undur juga. Dan harganyapun terbilang cukup mahal. Namun sampai sekarang aku belum pernah mendengar bhw undur-undur ini sudah pernah di uji.
Jadi khasiatnya seperti halnya berbagai obat alternatif lainnya, diserahkan sepenuhnya kepada pembaca.
Bukan…bukan undur-undur laut, tapi yang aku maksudkan adalah yg hidup didarat.
Kalau bisa saya upload, para pembaca akan melihat gambarnya.
Apakah undur-undur ?
Di pedesaan jawa, undur-undur banyak ditemui disekitar rumah yang halamannya berpasir. Rumah atau lebih tepat disebut sebagai perangkap (seperti laba-laba) terlihat seperti lingkaran atau lubang di pasir. Serangga atau semut yang melaluinya akan terjebak dalam lubang pasir tersebut sehingga tidak dapat naik. Makanan undur-undur adalah serangga kecil.
Menurut Kawruh Boso Jowo karangan Daryanto, Undur-undur merupakan ‘anak’ Kinjeng Dom atau Capung jarum. Capung Jarum merupakan capung kecil yang mirip jarum.
Apakah benar sebutan ‘anak’ pada undur-undur?
Ataukah Undur-undur sebenarnya merupakan salah satu fase dalam metamophosis sempurna dari serangga atau insecta atau heksapoda?
Mengenal Serangga/Heksapoda
Heksapoda dari kata latin heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki, jadi dpt diartikan hewan berkaki enam. Insek sangat lebar variasinya, sifat dan kebiasaanya. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo.
Tubuh insek dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
1. Kepala mencakup:
Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit. Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
2. Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax.
Pada masing-masing ruas terdapat sepasang kaki. Kaki insek memiliki banyak variasi bentuk sesuai dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
Pada setiap mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.
3. Perut (abdomen) memiliki 11 ruas atau beberapa ruas saja. Pada insek betina (belalang misalnya), bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya.
Beberapa pengetahuan ain yang perlu diketahui:
Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus.
Sistem saraf tangga tali.
Sistem pernafasan dengan sistem trakhea
Sistem peredaran darah terbuka.
Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.
Tempat hidup di air tawar dan darat.
Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur
Klasifikasi Insecta
Serangga dalam perkembangannya mengalami proses metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari telur sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola.
Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
a. Telur
b. Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.
c. Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.
Kelompok Holometabola
Holometabola merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera
Nah undur-undur merupakan ….
Ordo Neuroptera (serangga bersayap jala)
Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.
Contoh: undur-undur– metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago)
Jadi undur-undur merupakan larva dari suatu fase dalam metamorfosis sempurna serangga.
Larva Undur-undur untuk Obat Berbagai Penyakit?
Selasa, 23 Maret 2010 | 22:25 WIB
ICHA RASTIKA
Wadah Pasir Tempat Undur-undur Hidup

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernah mendengar hewan undur-undur? Larva serangga undur-undur (Myrmeleontindae) atau yang biasa disebut semut singa dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Menurut seorang penjual undur-undur, Ernawati, larva undur-undur dapat menyembuhkan penyakit darah tinggi, stroke, sakit gula, diabetes, sesak napas, reumatik, sakit kuning, pegel linu, dan lainnya. “Bisa buat kesehatan, diminum (ditelan) hidup-hidup,” ujar Ernawati yang ditemui di pasar burung Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (23/2/2010).
Karena dipercaya mampu menyembuhkan penyakit, undur-undur membuka peluang bisnis untuk diperjualbelikan. Ernawati mengaku, seekor larva undur-undur laku dijual Rp 300- Rp 1.000 tergantung penawaran pembeli.
Ukuran larva undur-undur seukuran semut besar namun gempal, pipih, berkaki enam, dan memiliki taring di kepalanya.
Menurut Ernawati, pembeli biasa membeli dalam jumlah bervariasi mulai dari 10 ekor hingga ribuan ekor. “Jadi bisa untung kadang tiga ratus ribu, kadang empat ratus, kadang lima ratus, tujuh setengah, tergantung lagi banyak apa enggak,” katanya.
Meskipun menguntungkan, larva undur-undur cukup sulit ditangkap. Mereka tinggal dalam pasir dan biasanya bersembunyi di dalam membuat berbentuk corong yang dibuat dengan tubuhnya dengan bergerak mundur.  “Kalau musim hujan, jarang ada, biasanya di pasir samping dinding rumah, teras, pesisir pantai, banyak di Jawa Tengah,” kata Ernawati.
Karena sulit dicari itulah, maka Ernawati selama hanya mengandalkan pemasok dari Jawa Tengah yang rutin mengirim stok larva undur-undur yang kemudian dijual Ernawati tersebut.
Mengenai biaya perawatan stok larva undur-undur, Ernawati mengatakan, “Gampang, tinggal taroh di pasir kering, dikasih susu,” katanya.
Uniknya, larva undur-undur biasa diberi makan susu bubuk agar bertahan selama disimpan menunggu pembeli. “Makannya susu bubuk, susu bayi, taburin saja sedikit di pasirnya,” kata Ernawati.
indosiar.com, Cirebon – Mungkin baru sedikit yang mengetahui hewan undur-undur bisa menjadi alternatif obat penyakit dalam seperti diabetes dan hipertensi.
Tapi lebih sedikit lagi yang tahu ternyata hewan kecil yang hidup liar di pasir ini bisa diternakan. Warga di Desa Pegagan Lor, Cirebon telah dua tahun mengembangbiakan undur-undur.
Uniknya undur-undur tersebut tidak diperjualbelikan, tapi dibagikan secara cuma-cuma pada warga yang memerlukan. Kotak dari styrofoam dan kayu ini bukan bak pasir mainan anak-anak.
Didalam kotak ini hidup ratusan hewan kecil mirip sejenis serangga tanah bernama undur-undur. Ya, hewan liar yang hidup dihabitat berpasir ini sengaja diternakan.
Suganda, warga Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Cirebon telah dua tahun lebih berternak undur-undur. Cara beternak undur-undur cukup mudah. Cukup menyediakan kotak berisi pasir kering, lembut dan beberapa ekor bibit undur-undur didalamnya.
Hanya dalam waktu satu minggu, undur-undur akan menetakan telur disarangnya yang mirip kawah gunung. Untuk pangannya, undur-undur hanya membutuhkan serangga kecil seperti semut atau telur semut herang.
Setiap pagi kotak undur-undur harus selalu dijemur selama dua jam. Kotak-kotak ini harus terbebas dari air agar undur-undur tidak mati.
Uniknya, Suganda tidak menjual undur-undurnya. Jika ada warga yang membutuhkan, cukup datang ke rumahnya sambil membawa capsul kosong. Undur-undur dimasukkan ke capsul dan langsung diminum.
Menurut Suganda, agar tidak keracunan dosis undur-undur harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, jenis penyakit dan stadium penyakit. Jika untuk menjaga stamina, cukup dengan satu kapsul sehari yang berisi tiga undur-undur. (Mashuri Wahid/Sup/Ijs)
Sumber: http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=68604

Selain tripang emas, undur-undur juga bisa digunakan sebagai obat alternatif mengatasi diabetes. Binatang kecil biasa dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir itu ampuh menurunkan gula darah. Undur-undur mempunyai nama latin Myrmeleon sp. ternyata berkhasiat menurunkan kadar gula penderita diabetes. Berdasarkan penelitian yang diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta berjudul Kajian Potensi Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp) 2006, binatang ini mengandung zat sulfonylurea. Kerja sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Karena, ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan. Di mana insulin sebagai penghasil energi tubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit.
Pemilik Toko Obat Wan Fu Dang di Kapas Krampung, Koh Eddy, mengakui undur-undur sejak lama dikenal masyarakat Tiongkok untuk pengobatan diabetes. Biasanya, undur-undur mentah dimasukkan ke dalam kapsul atau dicampur bahan herbal lain lalu ditelan. Cara pengobatan alternatif ini kini mulai diburu pasien diabetes.
Sebenarnya, Koh Eddy sudah mendatangkan di-gu-niu (undur-undur darat dalam bahasa Mandarin) dari Tiongkok pada dua tahun lalu. Namun, saat itu penderita diabetes di Surabaya kurang merespons. ”Yang beli tidak ada, jadi sia-sia, eh sekarang booming lagi di-gu-niu hidup,” tuturnya.
Dr. Huang Lie Ying dari Klinik Hwato Medicine, Gubeng, Surabaya, mengungkapkan bahwa di-gu-niu memang digunakan di Tiongkok sebagai obat diabetes, dan nyatanya manjur. ”Namun, penelitian klinis dan pemakaiannya secara klinis di Tiongkok belum ada,” tukas Huang yang asli Tiongkok dan hanya bisa bahasa Mandarin ini, Jumat (27/10).
Warga Surabaya telah membuktikan khasiat undur-undur untuk mengobati diabetes adalah Roeslan, 50. Pria asal Mojokerto tinggal di kawasan Jl.Tambakasari itu mengidap diabetes dengan kadar gula darah mencapai 300 mg/dl. Namun, setelah rutin menelan undur-undur, gula darahnya turun menjadi 140 mg/dl. ”Saya memperoleh undur-undur dengan mencari di desa,” tukasnya.
Ia minum sehari dua kali dengan cara ditelan, sekali telan langsung tiga ekor. Karena, kadar gula darahnya sudah turun, konsumsi undur-undurnya berkurang menjadi tiga ekor sehari. Jika menelan hewan ini terlalu banyak menyebabkan badan panas.
Pencari undur-undur dan pengepulnya ada di Surabaya. Seperti dijumpai Surya di daerah Gunungsari. Untung, 40, warga Jl. Jagalaya ini banyak menerima pesanan undur-undur. ”Biasanya mereka datang kemari sambil mencari ikan hias yang saya jual,” tukasnya.
Suatu ketika ada ibu datang dengan sepeda motornya menanyakan bisakah mencarikan undur-undur. ”Menurutnya undur-undur oleh ibu tadi bisa sebagai obat diabetes,” kata pria berkumis ini. arena di masa kecil bermain undur-undur, Untung tidak susah mencari tempat hewan ini. Ia menjual satu undur-undur seharga 1.000 per ekor. Tetapi, itu tergantung pada musim. Musim kemarau mudah mencari anak capung jarum ini. Sebaliknya jika musim hujan susah, sehingga harganya lebih mahal. Sebab tanah menjadi basah. Dan undur-undur pun enggan keluar.
Ningsih, pengepul undur-undur hidup di Nginden II mengatakan konsumen biasanya pesan minimal 50 ekor. Untuk di bawah jumlah itu, alumnus Perbanas ini menghargainya dengan Rp 7.500 per ekor. ”Kalau pesan di atas 100 memang harganya 1.000,” tukasnya.
Menurutnya, hewan ini tidak mudah mati meskipun dikirim ke luar kota. ”Undur-undur ini punya daya tahan hidup yang cukup tinggi,” ujar Ningsih. Dalam kondisi tertutup diwadahi plastik, undur-undur tetap hidup asal ada pasir dan semut.
sumber: http://www.surya.co.id
http://yusaksunaryanto.wordpress.com/2010/03/24/undur-undur-obat-diabetes-yang-makin-populer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar