Kalau mendengar kata Skripsi atau Tugas Akhir, semua orang pasti merasakan suasana yang beraneka macam. Apalagi di kalangan mahasiswa, suasana pasti berasa aneh. Ada yang takut, was-was, stress dan banyak lagi efek yang ditimbulkan oleh kata tersebut. Bukanlah hal yang mustahil jika pembaca artikel ini adalah salah satu mahasiswa yang sedang merasakan hal- hal tersebut.
Apakah kita harus takluk atau harus menaklukkan Skripsi tersebut ?. Secara logis, skripsi dikerjakan oleh mahasiswa bukan mahasiswa yang dikerjakan oleh skripsi. Secara formula bahasa manapun Mahasiswa dan Skripsi merupakan 2 objek jika dipandang oleh orang ketiga. Tapi, dalam praktek dan implementasinya di bangku perguruan tinggi, keduanya menduduki posisi yang berbeda. Saya sengaja tidak memposisikan pembaca sebagai orang ketiga, karena orientasi tulisan ini, dibaca oleh semua orang secra umum dan mahasiswa pada khususnya.
Mahasiswa dan Skripsi. Mahasiswa adalah subjek yang sedang belajar di perguruan tinggi, sedangkan Skripsi adalah tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa untuk bisa keluar dari perguruan tinggi dengan predikat lulus bukan Drop Out (DO). Dari pengertian tersebut, maka hubungan mahasiswa dengan skripsi adalah mahasiswa sebagai ‘subjek’ dan skripsi sebgai ‘objek’. Sebagai subjek seyogianya mahasiswa bisa melakukan perlakuan apa saja terhadap objek. Apalagi, skripsi adalah benda mati dan bukan makhluk hidup, maka secara hukum mahasiswa terbebas dari ancaman hukum manapun di muka bumi ini. Tapi dengan satu syarat, bukan skripsi pihak lain.
Skripsi harus bisa saya taklukan karena saya mahasiswa. Apa kata dunia jika saya malah ditaklukan oleh skripsi ?. Galau karena skripsi merupakan hal yang lumrah terjadi. Mungkin ada beberapa yang harus mengusulakan proposal penelitian berulang kali, dan jawaban dosen tetap ‘Ditolak’,’Harus Diganti’, ‘Penelitian terlalu mudah’, dan masih banyak jawaban dosen lain yang membuat mahasiswa semakin terpuruk dan tidak bersemangat mendengarnya apalagi melanjutkan penelitian tersebut . Kenyataan lain juga bisa muncul, proposal diterima, tapi penelitian dan aplikasi skripsi tidak pernah bisa diselesaikan oleh mahasiswa. Banyak alasan mengapa hal itu terjadi. Tapi saat ini kita tidak perlu mempermasalahkan alasan kegagalan tersebut, tapi mari kita mencari beberapa solusi untuk menaklukkan skripsi dengan baik.
Adapun beberapa trik dan tips untuk menaklukkan skripsi dengan dan berlaku untuk semua jurusan, adalah sebagai berikut :
a. Bangun Hubungan Yang Baik Dengan Sang Pencipta
Tuhanlah sumber ilmu pengetahuan itu, maka mintalah kepada-Nya setiap saat melalu doa. Hargailah orangtua mu, kerabat, sahabat dan semua orang yang ada disekitarmu. Mereka adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada mu, untuk bisa menikmati hidup di dunia ini.
b. Kenali Kemampuan Anda
Kesenangan atau hobi memberi jawaban apa kemampuan anda. Untuk anak Teknik Informatika yang hobi main game online, mungkin kemampuan anda sebenarnya di bagian Development game . Maka Skripsi anda bisa saja bertajuk game online. Untuk mahasiswa kedokteran yang suka melakukan perawatan kulit, mungkin kemampuan anda ada di bagian proses perawatan kulit. Bisa saja skripsi dan penelitian anda mengupas proses perawatan kulit yang dititikberatkan pada analisa gen, jaringan saraf atau indikator yang lain. Begitu juga untuk jurusan lain, cobalah berpikir sejenak. Saya mampu dan senang berbuat apa selama ini ?. Mungkinkah itu masa depan saya ?.
c. Kenali Kelemahan Anda
Tidak ada manusia yang dilahirkan sempurna, ya benar tidak ada manusia yang sempurna. Einstein sekalipun tidak. Kita masing masing memiliki kelemahan. Untuk mahasiswa Arsitektur mungkin kelemahan anda ada pada perhitungan matematika suatu desain. Jika itu kelemhan anda maka belajarlah 1000 kali lebih banyak daripada mereka yang ahli dibidang itu.
d. Kenali Jurusan Anda
Apakah anda benar-benar sudah mengenali jurusan anda, tujuan dan tembusan lulusan jurusan ada ke mana ?. Bagian ini juga perlu bagi teman-teman yang masih sekolah untuk mempertimbangkan jurusan yang anda pilih kelak. Tapi bagi kita yang sudah duduk di bangku kuliah sudah pahamkah kita jurusan kita itu ke arah mana ?. Untuk jurusan teknik elektro tentu tidak sejalan jika dia mengembangkan penelitian tentang desain batik. Jurusan sospol tentu saja tidak sejalan jika dia mengembangkan proses pengobatan HIV/AIDS.
e. Kenali Speksifikasi Skripsi di Tempat Anda Kuliah
Di Indonesia terdapat ribuan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Meskipun format skripsi sudah ada patokan dari DIKTI , tapi masing-masing perguruan tinggi masih memiliki ciri khas dan speksifikiasi skripsi yang berbeda. Baik dalam proposal penelitian, strategi penelitian , topik-topik peneltian dan masih banyak lagi. Tidak heran jika proposal penelitian yang tidak diterima di suatu perguruan tinggi malah bisa diterima sebagai proposal disertasi di perguruan tinggi yang lain.
f. Kenali Dosen Anda
Mengenali dosen dan kemampuan masing masing dosen tidak berarti kita cari perhatian sekaligus mengukur kemampuan dosen tersebut. Tapi hal ini saya maksudkan supaya mahasiswa dan dosen terbiasa berkomunikasi, sekaligus mahasiswa bisa menyeleksi dosen mana yang dianggap tepat menjadi dosen pembibimbing penelitiannya kelak. Dosen bisa secara tidak langsung mengenali kemampuan mahasiswa yang bersangkutan, sehingga proposal yang diajukan bisa dinilai dengan lebih cepat, tepat dan akurat. Tentu saja bisa langsung diterima.
g. Bertanya Lebih Banyak
Peribahasa lama ‘Malu bertanya sesat di jalan’. Meskipun terkesan kuno tapi kalimat tersebut mengingatkan kita betapa pentingnya bertanya. Di era perkembangan teknologi informasi, bertanya bisa dilakukan dengan mudah. Bertanya di dunia maya atau bertanya pada orang lain dapat dilakukan dengan mudah. Bertanyalah sekarang, tanyakan yang belum anda tahu. Tapi jangan pernah tanyakan yang tidak mau anda tahu.
h. Berbagi Lebih Banyak
Berbagi itu lebih baik daripada dipendam sendiri. Ilmu yang tidak dibagi tidak pernah bisa berkembang dengan baik. Jika anda membandingkan data yang anda download dengan data yang anda upload, mana yang lebih banyak ?. Pasti data yang didownload yang paling banyak. Hal ini jelas memberi gambaran bahwa kita masih tergolong kurang berbagi, tapi banyak berharap mendapat bagian dari mereka yang berbagi. Berbagi apa saja saya rasa perlu. Berbagi rasa senang atau duka keduanya bermanfaat. Paling tidak anda sudah berbagi pengalaman.
Mengapa anda tidak pernah share ide skripsi anda kepada dosen atau teman ?. Mungkin mereka bisa mengkoreksinya menjadi lebih baik.
i. Jangan Malu
Malu , itulah sifat manusia yang secara kodrati adalah salah satu bagian pemberian sang pencipta. Tapi saya rasa budaya malu karena melakukan suatu yang benar dengan cara yang salah tidak perlu dikembangkan. Lebih baik berbuat meskipun salah, daripada diam dan mati dengan persaan malu. Lakukan terus penelitian mu, jangan pernah malu jika gagal. Dari semuanya itu, yang terpenting adalah mampukah anda berdiri setelah gagal ?. Maukah anda mencobanya lagi ?. Tidak malukah anda melakukannya lagi ?.
j. Jangan Malas
Penyakit yang satu ini banyak muncul setelah banyak fasilitas yang terletak disamping kita. Mahasiswa teknik Sipil sangat senang belajar merancang bangunan sebelum memiliki laptop sendiri. Setiap hari masuk laboratorium, nebeng di laptop teman dan masih banyak lagi. Tapi setelah memiliki laptop , hal lainlah yang terjadi. Kemalasan datang tiba tiba. Banyak tugas yang diabaikan . Mampukah kita melakukannya dengan rajin meskipun sangat membosankan ?.
Kurangi jam tidur anda dan belajarlah lebih rajin lagi.
k. Bersiaplah dari Sekarang
Mengapa harus menunggu semester 7 atau semester 8 baru mencari judul penelitian ?. Mulailah sekarang, dan bersiapalh untuk menyelesaikannya.
Untuk teman – teman kaum muda Indonesia dan pembaca, semoga artikel yang masih jauh dari kesempuranaan ini bisa bermanfaat. Salam sukses dan jadilah sarjana yang benar - benar sarjana.
Arozisokhi Zebua | Yogyakarta 10 Oktober 2012
http://muda.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar