Sesi yang dianggap paling menarik dalam debat kandidat adalah ketika para kandidat saling bertanya satu sama lain.
Pada sesi ini dilakukan pengundian. Para calon menarik nomor urut sehingga bisa saling bertanya dengan kandidat yang tertera di undian.
Zaini Abdullah mendapat nomor urut 2. Itu artinya, ia punya kesempatan bertanya kepada Irwandi Yusuf. Sudah bukan rahasia, hubungan keduanya memburuk. Selain itu, dua kandidat ini dianggap calon kuat yang akan bersaing dalam pilkada mendatang.
Zaini lantas melontarkan pertanyaan kepada Irwandi tentang impelentasi Inpres No.12 Tahun 2005. "Disitu disebutkan Aceh berhak memiliki bendera sendiri, hymne, simbol, mengapa itu tidak dijalankan sampai habis masa jabatan saudara? Bukankah itu perintah presiden?," tanya Zaini kepada Irwandi.
Irwandi menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan, di butir-butir MoU Helsinki yang belum terwujud adalah pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh, pembentukan KKR dan persengkaan yang belum selesai.
"Tentang himne dan lagu termasuk dalam UUPA yang menyebutkan yang membuat hymne, logo dan bendera adalah DPR Aceh hasil pelantikan 2009. itu jawabannya..," kata Irwandi. Sebelum Irwandi menyelesaikan jawabannya, ternyata waktu habis.
Irwandi lantas balik bertanya kepada Zaini Abdullah yang merupakan mantan bos-nya saat masih bergabung di Gerakan Aceh Merdeka.
Irwandi bertanya tentang intimidasi yang dialaminya. "Bagimana dengan intimidasi yang menjurus ke pembunuhan, termasuk terhadap para pencari kerja di Aceh," tanya Irwandi.
Menjawab pertanyaan itu, Zaini mengatakan, persoalan hukum adalah wewenang polisi. "Dalam hal teror selalu yang kena adalah Partai Aceh. Saya kira itu persoalan Pak Kapolda. Itu wewenang beliau mencari siapa pelaku yang sesungguhnya. ini adalah pekerjaan provokatif yang dituduhkan kepada PA (Partai Aceh) sehingga (PA) menjadi tong sampah. Itu adalah hak pihak kepolisian. terima kasih," jawab Zaini.
Perdebatan keduanya menarik perhatian para penonton. Tidak hanya di ruang debat di Hotel Hermes, tapi juga masyarakat yang menyaksikan debat dari layar televisi.
Di twitter pun, debat keduanya ramai diperbincangkan."Mari saksikan el-classico d debat kandidat cagub Aceh.. Hahha. 2 vs 5," tulis pemilik akun twitter @MeutuahAgam.
Pada sesi ini dilakukan pengundian. Para calon menarik nomor urut sehingga bisa saling bertanya dengan kandidat yang tertera di undian.
Zaini Abdullah mendapat nomor urut 2. Itu artinya, ia punya kesempatan bertanya kepada Irwandi Yusuf. Sudah bukan rahasia, hubungan keduanya memburuk. Selain itu, dua kandidat ini dianggap calon kuat yang akan bersaing dalam pilkada mendatang.
Zaini lantas melontarkan pertanyaan kepada Irwandi tentang impelentasi Inpres No.12 Tahun 2005. "Disitu disebutkan Aceh berhak memiliki bendera sendiri, hymne, simbol, mengapa itu tidak dijalankan sampai habis masa jabatan saudara? Bukankah itu perintah presiden?," tanya Zaini kepada Irwandi.
Irwandi menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan, di butir-butir MoU Helsinki yang belum terwujud adalah pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh, pembentukan KKR dan persengkaan yang belum selesai.
"Tentang himne dan lagu termasuk dalam UUPA yang menyebutkan yang membuat hymne, logo dan bendera adalah DPR Aceh hasil pelantikan 2009. itu jawabannya..," kata Irwandi. Sebelum Irwandi menyelesaikan jawabannya, ternyata waktu habis.
Irwandi lantas balik bertanya kepada Zaini Abdullah yang merupakan mantan bos-nya saat masih bergabung di Gerakan Aceh Merdeka.
Irwandi bertanya tentang intimidasi yang dialaminya. "Bagimana dengan intimidasi yang menjurus ke pembunuhan, termasuk terhadap para pencari kerja di Aceh," tanya Irwandi.
Menjawab pertanyaan itu, Zaini mengatakan, persoalan hukum adalah wewenang polisi. "Dalam hal teror selalu yang kena adalah Partai Aceh. Saya kira itu persoalan Pak Kapolda. Itu wewenang beliau mencari siapa pelaku yang sesungguhnya. ini adalah pekerjaan provokatif yang dituduhkan kepada PA (Partai Aceh) sehingga (PA) menjadi tong sampah. Itu adalah hak pihak kepolisian. terima kasih," jawab Zaini.
Perdebatan keduanya menarik perhatian para penonton. Tidak hanya di ruang debat di Hotel Hermes, tapi juga masyarakat yang menyaksikan debat dari layar televisi.
Di twitter pun, debat keduanya ramai diperbincangkan."Mari saksikan el-classico d debat kandidat cagub Aceh.. Hahha. 2 vs 5," tulis pemilik akun twitter @MeutuahAgam.
http://atjehpost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar