Jumat, 27 April 2012

Jangan Membohongi Anak-mu

Pernahkah kita baik disengaja atau tidak kita pernah bahkan sering mengajarkan anak-anak kita menipu, sebuah latihan berbohong yang terkadang tanpa kita sadari telah membentuk karakter dari buah hati kita..
"Maaf nggak ada receh" kata-kata itu mungkin pernah kita lontarkan ketika kita sedang kesal dengan pengamen dan tidak ingin memberi, padahal anak kita melihat dengan jelas kalau di laci mobil atau rumah tersedia uang receh. INI LATIHAN BERBOHONG! seharusnya berikan saja, 100 atau 500 rupiah dibandingkan nilai yang akan kita tanamkan kepada mereka, itu tidak ada ruginya sama sekali.
"Ayo sayang, sekali lagi.terakhir nih..." ketika anak kita sulit makan kita sering memaksa dengan mengatakan bahwa cuma sekali lagi atau terakhir, tapi itu berlanjut berkali-kali sampai suapan terakhir. INI LATIHAN BERBOHONG! mendidik anak untuk tidak komitmen, carilah cara lain seperti memberikan semangat atau rangsangan / pujian.
"Nggak apa-apa cuma diperiksa kok.." nyatanya sang anak disuntik dan ia menangis keras, selain sakit ia merasa dibohongi dan ia sekali lagi mempelajari LATIHAN BERBOHONG! katakan bahwa ia akan disuntik dan itu akan terasa sakit dan sampaikan jika ingin menangis, menagis saja.
"Ayah belum ada uang." itulah alasan yang kita berikan ketika si kecil merengek meminta mainannya, padahal saat itu ia melihat bahwa di kantong ayahnya tersimpan uang, kecuali memang saat itu tidak membawa uang, katakan saja bahwa uang itu untuk membeli keperluan lain yang lebih penting, atau jumlahnya tidak mencukupi untuk membeli mainannya ( benar-benar kurang ), meskipun sang anak akhirnya tetap menangis setidaknya kita tidak melatihnya untuk BERBOHONG.
Latihan berbohong ini tanpa kita sadari kita berikan kepada anak-anak kita, sehingga karakternya terbentuk menjadi ahli berdalih, tidak komitmen, dan jangan heran ketika kita meminta atau menyuruh sesuatu kepada mereka, mereka dengan ahlinya menghindar atau memberikan berbagai alasan bohong lainnya untuk tidak mengerjakan hal tersebut, karena sesungguhnya kita-lah yang mencontohkannya.
Semoga kita dapat membentuk anak kita dan menjadikannya generasi yang terbaik bagi agama dan bangsa ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar